Satu moment yang paling membuat hati tergelitik adalah ketika aku sedang ngobrol sama seorang teman dan entah bagaimana jadi ngomongin tentang candaan.
"Kak, jangan terlalu banyak bercanda, apalagi berdusta dalam bercanda, walaupun candaannya cuma untuk lucu-lucuan aja"
Kalo sebelumnya sempat aku pikir, ahh kan cuma bercanda aja, gpp lah, wong gk serius-serius amat, biar hidup jgn terlalu tegang dan sepi, biar bisa happy-happy dengan teman lain.
Berselang beberapa moment setelah itu, justru pengalaman seputar masalah candaan ini jadi boomerang buat diri sendiri. Gak hanya sekali, tapi justru berkali-kali, hingga ke titik membuat aku sendiri tersadar bahwa bukan tidak mungkin kalau cara aku bercanda sama teman-teman lain selama ini pernah membuat mereka sakit hati dan bahkan bisa jadi aku sering mengulang candaan itu hingga membuatnya sakit hati. Astaghfirullah.
Bahkan baru-baru ini aku juga sempat membaca status teman berisi:
"Kata bisa menembus apa yg tidak bisa ditembus oleh jarum sekalipun" lebih dan kurang kira-kira beginilah bunyinya.
Nah lho, kena lagi deh. Kalo statement pertama membuat hati tergelitik, statement yang kedua ini menampar hati ahahaha *istilahnya agak alay ini :p
Jadi terpikir tiba-tiba tentang reinkarnasi. Pemeluk agama Budha percaya akan konsep reinkarnasi, yang artinya terlahir kembali sebagai wujud atau sosok lain dikehidupan selanjutnya. Nah, kalo aku pikir-pikir ternyata kata jg bisa berenkarnasi, kenapa? Karena awal candaan yang kita lontarkan tadi bisa terjadi berulang kali dan bahkan melahirkan candaan-candaan lain yang lebih 'kreatif' demi mendukung candaan sebelumnya. Kita akan terjebak pada siklus candaan yang tiada henti, berulang-ulang, candaan yang untuk menyindir dan lucu-lucuan pada orang lain. Bahkan candaan yang secara tak sadar membuat statement pada dunia bahwa kita itu lebih baik dari pada orang lain yg kita becandain. Walaupun, awalnya tadi maksudnya bercanda, namun karena dilakukan berulang-ulang, dan malah disengaja, justru membuat kita terjebak pada reinkarnasi kata tadi. Dan semuanya ini berakhir dengan dosa. Ya, dosa yg kita timbun perlahan demi perlahan, sedikit demi sedikit setiap detiknya.
Trus jadi berpikir lagi, renkarnasi kata ini juga bisa berlaku vice versa. Membawa kebaikan dan menabung amalan sedikit demi sedikit. Ketika saling mengingatkan akan kebaikan, ketika kita 'lupa', reinkarnasi kata kebaikan ini bisa terus menjadi pengingat buat orang lain bahkan mengubah hati yang 'keras' menjadi lebih lembut, mungkin contoh dekatnya aja dari 2 statement dari teman-temanku sebelumnya buat aku sendiri. Simple tapi kalo momentnya pas, bisa 'ngena' ke hati. Malah bisa jadi amalan buat si pengingat tadi.
Trus jadi berpikir lagi, renkarnasi kata ini juga bisa berlaku vice versa. Membawa kebaikan dan menabung amalan sedikit demi sedikit. Ketika saling mengingatkan akan kebaikan, ketika kita 'lupa', reinkarnasi kata kebaikan ini bisa terus menjadi pengingat buat orang lain bahkan mengubah hati yang 'keras' menjadi lebih lembut, mungkin contoh dekatnya aja dari 2 statement dari teman-temanku sebelumnya buat aku sendiri. Simple tapi kalo momentnya pas, bisa 'ngena' ke hati. Malah bisa jadi amalan buat si pengingat tadi.
Jadi intinya hari ini adalah, kurangilah candaan bila memang tidak perlu, terlebih lagi, jangan menciptakan candaan dari kekurangan dan kesulitan orang lain.
Semoga kita dilindungi dari sifat dan perbuatan yang bisa menimbun dosa.
Nabi Muhammad S.A.W bersabda;
“Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.”
(HR. Abu Dawud dalam Kitab al-Adab, hadits no 4167. Dihasankan oleh al-Albani dalam as-Shahihah [273] as-Syamilah)
